Guru Move on Yuk

Oleh : Dheny Dwi Kusuma Hawin Daryanti

Guru SMPN 2 Srono, Banyuwangi, Jawa Timur


Perkembangan Pandemi Covid-19 yang semakin meningkat menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menerapkan PPKM darurat di Jawa dan Bali. Faktanya penerapan PPKM telah berimbas pada pemberlakuan tatap muka terbatas di sekolah. Kebahagiaan akan hadirnya pembelajaran tatap muka yang sempat dilaksanakan beberapa waktu, tiba-tiba harus kandas karena pemberlakuan tatap muka terbatas, secara otomatis akan mengembalikan ke pembelajaran daring. Terutama pada daerah PPKM level 4

Harapan yang terlanjur melambung akan hadirnya pembelajaran tatap muka tiba-tiba luruh dan menyisakan kepedihan dihati para guru, siswa, wali murid. Namun harapan PTM masih ada asal sekolah tersebut telah masuk pada daerah PPKM level 1,2 dan 3. Pada level ini meski PPKM diperpanjang namun sekolah diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan syarat harus mematuhi protocol Kesehatan secara ketat.

Kondisi kelas harus di atur jarak antar siswa 1,5 m dan jumlah siswa yang masuk tidak melebihi 18 anak. umlah hari dan jam pembelajaran tatap muka terbatas dengan pembagian rombongan belajar (shif), ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.warga sekolah harus menjaga jarak 1,5 m, memakai masker rangkap 3 dan selalu mencuci tangan sehabis melakukan kegiatan.

             Pada kondisi yang tidak menentu ini, guru harus bangkit dan berbenah diri meningkatkan kualitas diri untuk menghadapi era disrupsi. Dengan adanya pandemic covid 19 guru harus mampu meningkatkan kemampuan IT dan harus siap memasuki era digital.   Sehingga dapat melayani siswa dengan penyajian pembelajaran yang kreatif dan menarik agar siswa   dapat menikmati pembelajaran dengan gairah. Guru harus bangkit dan mampu membuang sikap apatis yang mulai menguasai diri.

            Pada era disrupsi baik guru maupun siswa dituntut untuk dapat memanfaatkan IT dalam proses belajar mengajar. Walaupun Pembelajaran dilakukan daring namun transfer ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat berlangsung secara kontinyu di kelas. Kebijakan PPKM sanggup memaksa dan mempercepat guru untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu tuntutan kebutuhan.  Pemanfaatan media online sebagai pengganti pembelajaran tatap muka mutlak dibutuhkan tanpa mengurangi kualitas materi pelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran.

            Webinar mulai booming untuk menawarkan berbagai cara meningkatkan kecakapan digital para guru. Hal inipun bagai gayung bersambut, karena tawaran berdigital menjadi suplemen yang sangat dibutuhkan sehingga setiap webinar akan sarat dengan pendaftar sebagai peserta yang notabene Sebagian besar adalah para guru yang ingin meningkatkan literasi digitalnya.

             Dari berbagai webinar tersebut diketahui berbagai aplikasi yang ditawarkan untuk mempermudah pembelajaran daring dimasa pandemi antara lain, e-learning, google meet, zoom, google classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp. Layanan peningkatan pembuatan materi yang menarik juga banyak disediakan mulai dari power point, phet colorado,sway,powton,canva serta lainnya, memudahkan guru memilih aplikasi yang sesuai untuk pembelajaran di kelas. Bahkan mereka bisa memadukan beberapa aplikasi dalam pembelajaran daring.

            Namun pembelajaran daring ternyata memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah masalah sinyal, menjadi kendala pembelajaran, jaringan yang buruk menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi.  Siswa yang tinggal di tempat dengan sinyal buruk , akan ketinggalan informasi. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. Bagi guru buruknya sinyal akan memperlambat penyampaian  materi pada siswa.

       Masalah Gadget juga menjadi kendala, pemberian tugas pada siswa berdampak pada pengumpulan banyak tugas yang dikirim ke gadget guru sehingga tugas-tugas yang diperiksa guru akan menyebabkan ruang penyimpanan gadget semakin terbatas, terutama yang menggunakan aplikasi whatsapp. Gambar-gambar dan video yang dikumpulkan siswa membuat hp menjadi lemot. Penggunaan banyak aplikasi untuk pembelajaran juga menyebabkan memori gadget menjadi sangat terbatas.

            Orang tua adalah institusi pertama dalam pendidikan anak namun adakalanya mereka justru menjadi masalah dalam pembelajaran yang dilakukan di rumah,  seharusnya saat pembelajaran di rumah dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi perkembangan belajar anak secara langsung.  Sehingga dapat mempererat hubungan anak dan orang tua namun kenyataannya banyak sekali orang tua yang tidak sabar saat mendampingi anak belajar bahkan menjadikan pertengkaran diantara mereka. Hal ini memicu orang tua untuk meluapkan kekesalannya dan menyalahkan guru.

             Sebagai guru harus mampu merubah sikap dalam pembelajaran, dimana pembelajaran dewasa ini harus benar-benar berorientasi pada kebutuhan siswa. Walau sejak lama perubahan sikap sangat diharapkan namun saat pandemi ini kita sebagai guru harus bisa mewujudkan harapan. Kita tahu keadaan siswa bervariasi dan situasi yang dihadapipun tidak sama. Semua butuh solusi atau jawaban yang tidak mungkin dapat kita jawab sekarang.

            Sebagai guru harus membuka diri untuk bisa berubah menghadapi pandemi, kita harus move on. Jangan menyerah dengan keadaan dan apatis menghadapi tantangan teknologi yang semakin maju. Tugas kita adalah mencari solusi terhadap masalah-masalah pembelajaran, bagaimana membuat pembelajaran menjadi bermakna.

            Tindakan yang bijak untuk kita lakukan adalah memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran. kalau kita dulu merasa tidak mampu dan merasa cemas saat memulai memanfaatkan teknologi, kini saatnya kita melakukan perubahan. Kita manfaatkan teknologi yang ada seperti google meet, zoom, you tube, sway, whatsapp, canva.  Mungkin ada yang berkata “kita tidak tahu caranya.”  Maka kita dapat mengasah diri dengan mengikuti diklat- diklat pembelajaran digital yang banyak ditawarkan di sosmed.

            Tentu dengan ikut berbagai pelatihan akan membuat guru semakin mumpuni dan unggul dalam teknologi digital. Pemanfaatan teknologi digital dantaranya dengan pembuatan media pembelajaran, membuat media berbasis animasi, membuat konten-konten kreatif untuk pembelajaran. Yang bisa kita sampaikan langsung secara virtual lewat google meet.

            Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk memberi tugas siswa, Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, akan meningkatkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri. Contoh aplikasi yang mudah di akses siswa untuk mengumpulkan tugas adalah google classroom dan whatsapp.

            Banyak hal yang dapat dilakukan oleh para guru, inovasi-inovasi pembelajaran digital, konten kreatif untuk pembelajaran, tugas  kreatif yang diberikan pada para siswa adalah untuk  meningkatkan pembelajaran di kelas maya sehingga peserta didik akan lebih bersemangat dalam belajar. Pada dasarnya semangat guru yang kreatif akan mewabahkan kreatifitas bagi siswa-siswanya.

            Guru sebagai agen perubahan harus memiliki energi yang besar untuk mengantarkan  siswa kita sebagai generasi penerus  pewaris keberlangsungan suatu negara. Guru yang hebat adalah guru yang sanggup untuk move on dalam keterpurukan. Selalu semangat mengasah diri untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif agar dapat mengikis dampak negatif di era disrupsi dan menyiapkan generasi penerus agar mampu bersaing secara global.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANYAK IKAN MATI DI LAUT